• Info Bisnis
  • Contoh Format
  • Tips Kerja
  • Kisah Sukses
  • Pasang Penawaran Diri
  • Cari Lowongan :
Home » » Cara Menyikapi Teman Kerja yang Resek, Judes, Sirik, secara Arif (Subiyanto)

Cara Menyikapi Teman Kerja yang Resek, Judes, Sirik, secara Arif (Subiyanto)

Prof. Mr. Arif Subiyanto atau lebih dikenal dengan sebutan FB-1 bagi followernya adalah seorang penerjemah profesional dan dosen di dunia nyata sekaligus motivator ulung yang telah mempunyai sekitar 2500 fans setia di Facebook. Beliau selalu ringan membagi tips-nya yang sangat bermanfaat bagi kita yang sudah berkerja maupun yang sedang mencari kerja. Simak penuturan beliau berikut ini.

Hoi saudara yang masih gelisah mengetuk pintu jagad mimpi, kalian pernah menemui orang yang begitu judes, cerewet, mbenceni, juahat, resek, sirik dan tak pernah bosan mencari kesalahan dan kelemahan orang? Di tempat kerja kalian. Di kampus kalian. Di lingkungan kiri-kanan kalian. Mungkin juga di dalam keluarga kalian.

Wajar kalau kalian benci, risih, jijik, eneg dan pengin menimpuk mereka dengan kotoran sapi. Mungkin juga diam-diam kalian mendoakan mereka segera mati. Tapi kalian lupa: mustahil orang-orang itu tercipta, terlahir atau ditakdirkan untuk menjadi jahat, nggilani dan merepresentasikan kuman pikiran di benak kalian. Pasti ada alasan dan pemicunya. Adapun mereka membuat kalian resah dan tak sejahtera, itu tak lain sebab mereka gagal mendapatkan hal yang sama dalam hidupnya. Mudah saja kita melaknat, membenci, memboikot dan menyingkirkan mereka--itu cerita lama dan tak ada kejutannya. Bakal lain ceritanya kalau ada satu saja orang yang berusaha menunjukkan kepada mereka cara mencapai bahagia seperti yang kalian rasa. Macam-macam caranya: mengakrabi mereka, berusaha memahaminya, membuka salah satu ruang di benakmu untuk menganalisa, mendiagnosa dan menjabarkan sindroma kejiwaan yang mengubur citra indah diri mereka. Menjadi sahabat dan pendengar bagi keluh kesah atau tampungan bagi sampah jiwa mereka sampai ke batas toleransi kalian (baca: sampai kalian muak dan tak tahan lagi). Dengan bersikap tegas pada mereka, bukan karena benci, melainkan untuk membuka wawasan mereka. Dengan memacari mereka kalau perlu, siapa tahu kekerasan hati itu semata-mata ditempa oleh jiwa yang sepi hati dan frustrasi.

Kalian tak pernah tahu, di balik keruhnya lumpur kadang tersembunyi mutiara kemilau yang menunggu usapan jemari cintamu. Kalian tak pernah tahu, di balik sikap yang ketus kadang tersamar gairah meluap dan asmara yang membius. Semua penambang berlian tahu: bongkahan batu mulia itu mustahil mereka gali di tanah gembur. Mereka harus menatah cadas, menggempur karang yang ganas dan teramat keras, menggali amat dalam ke perut bumi. Hampir semua alegori dan metafora kehidupan menunjukkan: yang indah selalu diselimuti oleh keburukan. Benak yang dangkal selalu terkecoh oleh perangai dan penampilan.

Arif Subiyanto, 15 Januari 2013
Written by: Dewa Ayu Erniathi
LokerMas, Updated at: 2:43 PM

0 comments:

Post a Comment